Ada 3 hal yang sering menjerumuskan hati :
- haus popularitas
- haus kekayaan
- haus kekuasaan
.
HAUS POPULARITAS
liat orang nulis status kok banyak yang ngelike n komen apalagi sampe
dishare, hati kita iri lalu kita jadi haus popularitas pengen ngetop
juga. Tapi karena kita belum populer, kita terlanjur iri. Akibatnya kita
nulis status yang nyindir-nyindir. Susah ya kalo liat orang senang?
.
HAUS KEKAYAAN
liat orang nulis status abis beli mobil baru, pamer duit abis PO,
banyak yang ngelike n komen apalagi sampe dishare, hati kita iri lalu
kita jadi haus kekayaan karena pengen kaya juga (barangkali). Tapi
karena terlanjur iri, akibatnya kita nulis status yang nuduh-nuduh bahwa
orang yang pamer duit abis PO/beli mobil/motor itu sombong, sok kaya,
dst. Padahal siapa tau ia emang lugu, niatnya bukan pamer tapi saking
senengnya dan pengen ngasih kabar baik ke temen-temennya, cuman
kebetulan aja kita ada di friendlist-nya jadi kita kebagian liat juga.
Susah ya kalo liat orang senang?
.
HAUS KEKUASAAN
liat orang
yang jadi pembicara, punya grup banyak dan membernya ratusan, hati kita
iri kenapa dia doang yang bisa viral dan kita nggak, akibatnya kita
ikut haus kekuasaan. Tapi karena kita belum se-viral dia, kita jadi
nulis status yang mencari-cari kekurangan orang tersebut, padahal siapa
tau ia punya banyak hal yang tidak diperlihatkan. Susah ya kalo liat
orang senang?
.
Ada banyak kemungkinan dibalik apa yang bisa
kita lihat dan kita pikirkan. Siapa tau ia jadi populer, kaya dan
berkuasa karena perbuatan baik yang ia lakukan di masa lalu. Atau bisa
jadi ia populer, kaya dan berkuasa karena ingin berbagi lebih banyak hal
baik pada banyak orang. Who knows? sementara kita disini cuma bisa iri
dibalik kalimat-kalimat sindiran yang bahkan kita sendiri kita tidak
menyadarinya.
.
*renungan buat diri sendiri*
silakan share kalo mau ikutan merenung